Tonton ulang di chanel youtube LPPM UIN Jambi: https://www.youtube.com/live/owpEe0izrx0?si=WknMO_EEykvimVM8
Kamis (25/09/2025) LPPM menyelenggarakan diskusi buku karya jurnalis The Jakarta Post, Jon Afrizal,”Debalang Rimbo: Kosmologi Orang Batin Sembilan”. Buku ini membahas tentang Orang Batin Sembilan yang tinggal telah sejak lama di Kawasan huta perbatasan Provinsi Jambi – Sumatera Selatan. Orang Batin Sembilan memahami seluk-beluk hutan dan menggantungkan hidup kepada hutan.
SAD Orang Batin Sembilan merupakan salah satu suku lokal yang ada di Jambi dan sudah ada sejak masa kerajaan sampai hari ini. Mereka bermukim atau menetap diberbagai wilayah di Provinsi Jambi seperti di Kabupaten Muaro Jambi, Batanghari dan Sarolangun. Menurut Jon Afrizal sebagai penulis buku Debalang Rimbo SAD Orang Batin Sembilan ini diyakini berasal dari keturuan Sembilan bersaudara yang mana setelah dewasa sembilan bersaudara ini diperintahkan oleh orang tua untuk menguasai Sembilan anak sungai yang berbeda-beda diberbagai wilayah dan akhir berkembang menjadi kelompok-kelompok kecil yang tersebar di berbagai wilayah Jambi.
Afrizal mengatakan walapun SAD orang batin Sembilan ini sebagai kelompok yang termarginal sampai hari ini, tetapi mereka juga mengalami perubahan-perubahan yang tidak bisa ditolak dalam berbagai aspek kehidupannya yang dipengaruhi oleh kebijakan kekuasaan dan budaya luar yang terus merorong meraka untuk melakukan bertransformasi.
Dalam tatanan kepercayaan SAD orang batin Sembilan juga mengalami pergeseran dari kepercayaan nenek moyang secara turun temurun bertransformasi ke agama Islam. Menurut Jon Afrizal, terafiliasi suku batin Sembilan dengan agama Islam diawali dengan mengenal kitab sumber cahaya yang menjadi pedoman mereka.
Perkembangan masyarakat dunia luar dalam berbagai kepentingannya membuat SAD orang batin Sembilan mendapat tantangan yang berat bagi mereka untuk mempertahankan identitas dan kehidupannya, karena lingkungan alam untuk memenuhi kebutuhan hidup dan kepercayaan telah terganggu. Menurut Al-Hafiz sebagai pembedah buku Debalang Rimbo wilayah SAD orang batin Sembilan semakin sempit dengan kehadiran perusahan-perusahan sawit yang terus merusak lingkungan yang tidak mau kompromi.
Dalam aspek pendidikan menurut Jon Afrizal, SAD Orang Batin Sembilan masih mengalami ketertinggalan, ia berharap pemerintah memberi kesempatan yang luas kepada mereka untuk mendapatkan pendidikan, karena meraka sudah ada yang menyatu dengan masyarakat umum yang sulit dibedakan.
Dalam diskusi ini juga menghadirkan pembahas dari dosen Prodi Jurnalistik Islam Fakultas Dakwah, Muhammad al-Hafiz, serta peserta dari kalangan mahasiswa dan dosen UIN Jambi dan dari kampus luar dan berbagai daerah.
Editor: Doni