Tonton ulang di Chanel LPPM UIN Jambi: http://sutha.link/6DjvkM
JAMBI – LPPM UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi secara proaktif meningkatkan kapabilitas para peneliti melalui sebuah lokakarya vital yang mengupas strategi penyusunan proposal penelitian, “Workshop Persiapan Proposal Penelitian Pendanaan Nasional-Internasional #4”. Kegiatan ini dirancang khusus untuk membekali para akademisi dengan perangkat yang dibutuhkan untuk bersaing dalam perebutan dana riset prestisius, khususnya program MoRA The Air Funds dan Litapdimas dari Kementerian Agama. Kegiatan ini bertujuan untuk memastikan setiap proposal yang diajukan tidak hanya kuat secara akademik, tetapi juga selaras dengan arah riset nasional dan berdampak.
Digelar secara daring melalui platform Zoom pada Rabu, 24 September 2025, kegiatan bertajuk “Mendesain Proposal Penelitian Kompetitif” menghadirkan Prof. Alfitri, M.Ag., LL.M., Ph.D. Dimoderatori langsung oleh Tasnim Rahman Fitra selaku Koordinator Pusat Penelitian LPPM. Kehadiran Prof. Alfitri, yang merupakan Guru Besar Bidang Ilmu Hukum Islam dari UIN Sultan Aji Muhammad Idris Samarinda sekaligus Reviewer Litapdimas Diktis Kemenag RI, memberikan para peserta pandangan dari dua sisi, yakni sebagai peneliti dan penilai.
Prof. Alfitri menekankan bahwa program penelitian skema Litapdimas merupakan program pendanaan riset strategis dari Diktis Kemenag yang menjadi investasi penting bagi pengembangan keilmuan dan kemasyarakatan. Program ini memiliki beragam klaster, mulai dari penelitian dasar, terapan, pengembangan, hingga kolaborasi internasional, yang menuntut para peneliti untuk jeli memosisikan risetnya. Dengan fokus yang luas, mencakup kajian teks suci, syariah, negara dan agama, hingga tradisi pesantren dalam konteks kekinian, Litapdimas mendorong lahirnya penelitian yang relevan dengan zaman.
Kunci utama untuk memenangkan kompetisi ini, menurut Prof. Alfitri, terletak pada empat “Prinsip Emas” yang harus dipegang teguh oleh setiap peneliti, yaitu proposal yang Relevan, Terukur, Berdampak, dan Terpublikasi. Sebuah proposal yang baik tidak hanya mampu menjawab pertanyaan akademik yang spesifik, tetapi juga harus mampu “menyentuh kebutuhan umat” serta terintegrasi dengan kebijakan dan masyarakat luas. Prinsip ini menuntut peneliti untuk berpikir jauh melampaui sekadar pemenuhan syarat administratif, tetapi pada kontribusi nyata yang akan dihasilkan.
Dua belas komponen utama yang wajib ada dalam struktur proposal Litapdimas, mulai dari judul yang spesifik dan mencerminkan kebaruan hingga Rencana Anggaran Biaya yang realistis. Ia mengingatkan pentingnya latar belakang yang tajam dalam menunjukkan adanya celah riset, rumusan masalah yang terukur, serta kajian pustaka yang mutakhir dan relevan untuk memetakan posisi penelitian. Metodologi yang dipilih pun harus selaras dengan tujuan penelitian dan dapat dilaksanakan.
Prof. Alfitri juga secara khusus mengingatkan para peserta untuk menghindari sejumlah kekeliruan umum yang seringkali berakibat fatal pada penolakan proposal. Kesalahan seperti judul yang terlalu umum, tujuan yang tidak terukur, metodologi yang kabur, hingga RAB yang tidak logis dapat membuat proposal langsung dianggap tidak menarik atau tidak layak oleh reviewer. Oleh karena itu, ketajaman dalam setiap aspek, mulai dari perumusan ide hingga perencanaan eksekusi, menjadi faktor penentu keberhasilan.
Lebih dari sekadar mendapatkan pendanaan, luaran dan dampak menjadi tolok ukur utama kesuksesan riset Litapdimas. Prof. Alfitri menegaskan bahwa setiap proposal wajib mencantumkan target publikasi yang jelas, seperti artikel di jurnal terindeks, buku ajar, hingga rekomendasi kebijakan yang konkret. Hal ini sejalan dengan komitmen Kemenag untuk memastikan bahwa setiap dana penelitian yang dikeluarkan menghasilkan kontribusi ilmiah dan sosial yang terukur dan signifikan.
Melalui penyelenggaraan lokakarya ini, LPPM UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi tidak hanya membekali para dosen dan penelitinya dengan pengetahuan praktis, tetapi juga menanamkan sebuah paradigma baru dalam memandang penelitian. Riset tidak lagi dipandang sebagai aktivitas menara gading yang terisolasi, melainkan sebagai sebuah ikhtiar intelektual yang terintegrasi, berdampak, dan menjadi bagian dari solusi atas tantangan keumatan dan kebangsaan. Inisiatif ini merupakan langkah strategis untuk memperkuat ekosistem riset di lingkungan Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) dan meningkatkan kontribusinya bagi peradaban.
Editor: Doni