Era reformasi, membuka lebar terhadap gagasan dan paham keagamaan di Indonesia. Meskipun demikian, Salafi tua sudah menyebar sejak era Orde Baru. Sehingga era reformasi sebenarnya hanya pintu gerbang untuk perluasan gerakan dan paham keagamaan salafi di Indonesia.
Salafi berkembang pesat di berbagai daerah Indonesia, termasuk Jambi. Berbagai jalur digunakan untuk menyebarkan paham salafi di Jambi melalui pendidikan maupun pengajian-pengajian terbatas.
Pengajian Salafi dapat menarik anak muda karena kerap dikemas melalui gerakan populer, seperti hijrah gerakan tersebut difasilitasi melalui majelis taklim khusus untuk anak muda yang hendak hijrah.
Di dua perguruan tinggi negeri Jambi yaitu UNJA dan UIN, Salafi telah menyebar melalui gerakan mahasiswa, doktrin dari dosen, dan relasi sesama mahasiswa untuk saling bertukar pemikiran dan referensi keagamaan sejalan dengan paham salafi. Oleh karena itu, buku ini berupaya melihat jejaring dan faktor penyebaran salafi di Jambi.
PINTU MASUK GERAKAN SALAFI DI JAMBI
Buku hasil penelitian ini menyoroti bagaimana gerakan salafi di Jambi dapat masuk terkhusus ke dua perguruan tinggi Jambi, yaitu Unja dan UIN. Salah satu jalur masuk gerakan salafi di dua kampus tersebut, yaitu sejak organisasi pengajian yang ada di sekolah.
Paham salafi di sekolah diajarkan melalui kegiatan dan pengajian keagamaan di sekolah. Jejaring ini digunakan untuk mendikte pengetahuan keagamaan berdasarkan paham salafi.
Jalur kedua, gerakan salafi di kampus dipengaruhi oleh teman-teman mereka. Anak-anak muda kerap bertukar pikiran dan berbagi informasi keagamaan dengan teman mereka, baik di dalam satu kelas maupun di dalam satu organisasi dalam kampus.
Selain di dalam kampus, mahasiswa mengikuti pengajian dengan teman-teman mereka di pengajian di luar kampus. Karena bagi mereka pengajian dapat memperdalam pengetahuan keagamaan yang tidak diperoleh di bangku kuliah.
Di Jambi, gerakan Salafi tak hanya berkembang melalui masjid atau lembaga pendidikan formal, tetapi juga lewat jalur yang lebih halus dan mengakar: pendidikan lingkungan dan keluarga. Jalur ini menjadi dasar kuat dalam membentuk pemahaman keislaman sejak dini dan memperkuat jaringan kelompok Salafi melalui keluarga.
Seorang anak yang tumbuh di lingkungan di mana ayahnya aktif menghadiri kajian Salafi, ibunya mendengarkan ceramah-ceramah dari ustaz Salafi di YouTube, dan tetangganya rutin berdiskusi tentang “Islam yang murni” di majelis kecil selepas Isya. Secara tidak langsung, si anak menyerap nilai-nilai yang diyakini oleh kelompok ini.
FAKTOR PENYEBARAN SALAFI DI JAMBI
Gerakan Salafi di Jambi berkembang hingga saat ini dipengaruhi beberapa faktor yang membuat ajaran dan gerakan ini semakin dikenal dan diterima oleh sebagian masyarakat, terutama di kalangan mahasiswa di kampus.
Pertama, pengajian terbuka di kampus. Banyak mahasiswa mengenal Salafi lewat kajian-kajian keislaman yang terbuka untuk umum di kampus. Biasanya, kajian ini diadakan oleh komunitas atau organisasi mahasiswa yang tertarik pada dakwah Salafi. Pembicaranya bisa dari luar kampus atau bahkan mahasiswa sendiri yang sudah lebih dulu mendalami ajaran ini.
Kajian seperti ini menarik minat banyak mahasiswa, terutama mereka yang sedang mencari pemahaman agama yang lebih mendalam. Apalagi, kajian Salafi sering menampilkan gaya penyampaian yang sistematis, lugas, dan tegas dalam membedakan mana yang dianggap “Islam murni” dan mana yang dianggap “bid’ah” atau menyimpang.
Kedua, di UIN Jambi tidak ada pengajian khusus di kampus. Berbeda dengan kampus lain yang mungkin memiliki forum kajian resmi yang dikelola oleh universitas, di UIN Jambi tidak ada pengajian khusus yang diselenggarakan di dalam kampus. Hal ini membuka ruang bagi kelompok-kelompok nonformal untuk mengisi kekosongan tersebut.
Tanpa wadah resmi dari kampus, mahasiswa yang ingin belajar agama lebih dalam akhirnya mencari alternatif lain, seperti kajian Salafi yang sering diadakan di masjid-masjid di luar kampus atau secara online melalui Youtube dan Telegram. Dari sinilah banyak mahasiswa mulai tertarik dan akhirnya menjadi bagian dari jaringan dakwah Salafi.
Ketiga, dosen menyebarkan di kelas dan grup whatsapp. Selain dari kajian mahasiswa, ada juga pengaruh dari dosen yang aktif menyebarkan ajaran Salafi di dalam kelas atau di grup WhatsApp mahasiswa.
Beberapa dosen yang memiliki kecenderungan terhadap pemahaman Salafi sering memasukkan materi-materi yang selaras dengan pemikiran ini dalam diskusi kuliah. Bahkan, di luar kelas, mereka membagikan video ceramah, artikel, atau undangan kajian di grup WA mahasiswa.
Karena mahasiswa biasanya menghormati dan menganggap dosen sebagai sumber ilmu, mereka cenderung lebih terbuka terhadap pemikiran yang ditawarkan. Dengan cara ini, ajaran Salafi menyebar bukan hanya melalui sesama mahasiswa, tetapi juga lewat otoritas yang dianggap kredibel.
Penyebaran Salafi di Jambi tidak terjadi secara masif, tetapi melalui berbagai jalur yang saling mendukung.
Kajian terbuka di kampus menjadi faktor penting, keterbukaan pengajian di luar kampus, memberikan ruang bagi kelompok ini untuk berkembang, dan peran dosen mempercepat penyebarannya di lingkungan kampus. Semua faktor ini menjadikan gerakan Salafi semakin berpengaruh dan menjadi salah satu pilihan gerakan dan paham keagamaan bagi mahasiswa.Jambi.
Editor: Doni